Satu bulan lewat sudah
Sejak pertama dan terakhir kali
Kita ngobrol di kedai kopi
Sejak itu ku selalu berkata
Dan kau terselip diantaranya
Khawatir bunga api yang kau percik dulu
Pelan – pelan mambakarku jadi abu
Kala riak angan bergejolak
Menghempas pikiran yang carut – marut
Sementara kau meraga sukma
Maka tak kucari lagi kau lewat bahasa
Satu bulan lewat banyak
Aku menggigil jua mendidih
Gelas – gelas kaki bersaksi
Betapa aku selama ini cuma girang sendiri
Entah apa Tuhan kasihan
Sehari sebelum tahun berganti
kita dipertemukan
Di tempat biasa kuhirup aroma malamDitengah kerumunan manusia, iblis,
malaikat maut, dewi cinta dan bayangan
Asap bergumpal tak jua menutupi
Cerlang gigimu yang kutangkap
Saat kau nyengir di kejauhan
dan aku kian kepanasan
Pesta pora tiba – tiba usai
Menyisa kesunyian di tengah lantai dansa
yang bersuka ria
Hampa, kosong, menyergap hati
Dan bibir gagal mengucap sajak
Jakarta, 30 Desember 2006
jalan-jalan petang ;)
ReplyDelete