Sejuk
Aku terhempas ke tengah riak masa silam
Yang berbuih panas di tebing ingatan
Saat kuteguk air putih dingin
Dalam gelas plastik bening berembun
Air putih yang selalu sama
Untuk mengalirkan sumbat kepedihan
Yang mencekat kuat kerongkongan
Hingga terdorong menuju dada yang sesak
Tersedak
Terkadang dingin itu tajam menusuk
Sampai gerahamku ngilu-ngilu
Saat kukulum derainya dalam mulutku
Sambil membendung tangis, menahan sakit
Nyeri
Tetap sejuk
Waktu kuhisap air putih dingin lewat sedotan
Dan susah payah kutelan bersamaan kenyataan
Bahwa hal tentangku hanyalah kekhilafan
Dan air mata asin ngotot mengalir, ikut tertelan
Kuteguk sisa air pitih dingin dalam gelas
Bercampur nada telepon putus
Di suatu siang dalam bis kampus
Bis Kuning UI Depok, 17 September 2003
No comments:
Post a Comment