Tuesday, September 20, 2011

DUA PULUH DUA

Dua puluh dua

Angin waktu menghembusku ke arah dua puluh
dua

Di pagi yang sama untuk yang ke dua puluh dua

Hitam dan putih yang mencorengku

Berbaur jadi abu – abu

Sewarna awan kelabu

Membikin aku menjadi aku


Di hari yang sama untuk yang ke dua puluh dua

Tercetus makna menjadi ada

Berpadu pusaran sukaria – dukacita

Kukecap nikmat menjelma manusia


Lewat paparan puisi – puisi usang

Kusisir waktuku yang hilang

Terbakar api kunang – kunang


Memanjat kupahat tebing penghalang

Aku terlahir sebagai pembangkang

Sayatan pedang tak buatku tumbang

Perihal manusia bukan penghalang

Darah dan nanah tercecer di belakang

Melesat terbang diatas padang ilalang

Dan aku tak ingin pulang


Dua puluh dua

Hidup berwajah segala rupa

Menapaki ruang – ruang hampa


Dua puluh dua

Jiwaku bebas merdeka

Menyusuri semesta

Menggema angkasa raya


Di pagi yang sama untuk kali ke dua puluh dua

Aku kembali dengan jiwa dewasa

Meretas jalan menuju binasa

Sambil angin waktu merenggutku

Menuju

Dua - puluh - tiga



Jakarta, 16 Mei 2007

No comments:

Post a Comment