Tuesday, September 20, 2011

DI CIKINI

Jakarta Pusat tetap temaram

Memanggil kenangan yang muram

Merunut masa serba kelam

Lembar – lembar buram yang tercoreng suram


Deru kereta melintas Stasiun Cikini

Membuka dan menutup hari

Bercerita tentang mereka yang pergi

Mengabarkan dimulainya ziarah pagi


Kupikir nikmat dunia ada disana

Kala gairah membuncah di dada

Dan mereka bersabda atas nama cinta

Pada iblis yang bersarang di Megaria


Kembang goyang terbuang

Nafsu jahanam yang terlarang

Janji semu kaku membayang

Luka jiwa perih meradang


Cerita CENTRALISMO* yang usang

Menggema ditengah beton – beton bertulang

Siulan hotel murah berneon terang

Menggelar kenikmatan delapan jam kurang


Banci-banci menor Taman Lawang

Di Patung Proklamasi

bocah – bocah telanjang menggelandang

Si tua Menteng Prada masih menjulang

Taman Suropati tak pernah lapang


Dibawah tulisan “STASIUN CIKINI”

Sendiri aku menerawang

Menjejak aspal menggapai ruang

Asap menyumpal kerongkongan gersang

Dalam sesak kembali kukenang


Di Cikini, disini

Nyawa anaknya terbang melayang


McDonalds Cikini, 14 Mei 2007

Revised : 31 Juli 2008

*judul album perdana SORE Band yang bercerita tentang
Jakarta Pusat

No comments:

Post a Comment