Dua puluh dua
Angin waktu menghembusku ke arah dua puluh
dua
Di pagi yang sama untuk yang ke dua puluh dua
Hitam dan putih yang mencorengku
Berbaur jadi abu – abu
Sewarna awan kelabu
Membikin aku menjadi aku
Di hari yang sama untuk yang ke dua puluh dua
Tercetus makna menjadi ada
Berpadu pusaran sukaria – dukacita
Kukecap nikmat menjelma manusia
Lewat paparan puisi – puisi usang
Kusisir waktuku yang hilang
Terbakar api kunang – kunang
Memanjat kupahat tebing penghalang
Aku terlahir sebagai pembangkang
Sayatan pedang tak buatku tumbang
Perihal manusia bukan penghalang
Darah dan nanah tercecer di belakang
Melesat terbang diatas padang ilalang
Dan aku tak ingin pulang
Dua puluh dua
Hidup berwajah segala rupa
Menapaki ruang – ruang hampa
Dua puluh dua
Jiwaku bebas merdeka
Menyusuri semesta
Menggema angkasa raya
Di pagi yang sama untuk kali ke dua puluh dua
Aku kembali dengan jiwa dewasa
Meretas jalan menuju binasa
Sambil angin waktu merenggutku
Menuju
Dua - puluh - tiga
Jakarta, 16 Mei 2007
No comments:
Post a Comment