Mengapa tertunduk pergi
Lelaki yang menunggu di bawah lembayung rembulan
Malam belum lagi usai
Keresahanku belum selesai
Jangan bosan dengan keluhku
Jangan hiraukan gemerisik dedaunan yang tersipu
Ayo ceritakan kembali
Rindu yang sembunyi dibalik sunyi
Mungkin tak cuma ikan paus dan bunga padi
Segala cerita sederhana menghaluskan hati
Ada yang mengalun dalam ceruk dada ini
Saat namamu menari dalam gelas kopi yang mengering
Kalau selesai cerita malam ini
Izinkan kusentuh sekali dahimu
Biarkan haru menghambur disitu
Hingga habis terurai rinduku
Kelak ceritamu tak mampu kusimpan lagi
Barulah kau boleh pergi
Lenyap ditelan gelap sebelum pagi
Sebelum kuasa hati terlepas dari tangan ini
Biar terusir embun subuh yang dingin
Menetes beku dan terburu-buru
Jakarta, 31 Maret 2013
Untuk Mas Is, Ivan, Comi & Cito.
Terima Kasih. Selalu :)
"Kala langit memerah dan hatimu menghitam, maka berhentilah sejenak untuk sebentuk kepahitan yang terkadang menjadi candu."
Sunday, March 31, 2013
Sunday, March 24, 2013
Tentang Ibu dan Waktuku
Aku tak pernah ingat lagi
Neraca waktu dan segala yang bergerak di dalam jam
Karena hari pun aku lupa
Tanggal cuma bilangan hampa yang berulang
Kadang ibu mengingatkan aku
jarum jam itu masih sahih menentukan kedewasaanmu
Dan bilangan kelak akan habis di penghujung kekar ragamu
Maka siagalah akan waktu, jangan pernah lengah
Ada berapa manusia yang menuhankan waktu?
Yang mematri waktunya di dalam arloji
Yang merindu ketika waktu mempersingkatnya
Yang meruncing ketika waktu mengerutkan kulitnya
Yang melepas ketika waktu menolak perpanjangannya
Padahal Ibu cuma tahu waktu dari kalender
Dan jam dinding di kamar tidurnya
Tapi ia tahu kapan waktu anaknya akan habis
Ia tak mau aku terkikis saat raut senyumnya kian menipis
Lagi-lagi ibu akan mengingatkanku
Waktu juga akan mengeringkan rahim dan kelenjar susu
Lalu aku disuruh berjaga lagi
Dan ia akan tetap begitu, sampai aku dijalari nestapa akan waktu.
Bagaimana jika ia lebih gesit dari firasatku?
Bagaimana jika ia lebih licik dari siasatku?
Hingga aku gelap terselubung bayang kecemasan,
bila kelak waktu lah yang akan datang baik-baik kepadaku..
Dan meminta untuk mengambil Ibu.
Jakarta, 21 Maret 2013
A Letter To A Dear Friend(?)
Jkt, March 24 2013
Dear ___,
Let's do it till we get bored of each other's greets... Till we stop missing the ding on our phones.. Till we find other interesting things.
Until the time. I will befriend you with all sincerity I can humbly offer. I will be deafening my ears from whatever people may say..
Even if you are kind, a kindness of someone one of a kind, i will close my eyes to it.. And consider you're here to befriend me, vice versa.
What I'm afraid of.. Is to misread your virtue with my impurity.. My wild beautiful mind.. That creates monster to jeopardize our friendship.
Because I know.. I know along the way.. Whatever people say and however bad the mockingbird sings.. We need each other in two different ways...
Sincerely,
Dith.
Subscribe to:
Posts (Atom)